KATA PENGANTAR
Segala puji dan
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan petunjuknya
sehingga makalah “PSIKOLOGI kes” dapat
diselesaikan sebagai mana mestinya meskipun dalam bentuk yang sederhana dan
masih terdapat kekurangan yang masih memerlukan perbaikan seperlunya.
Kami menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian makalah ini tidak dapat kami selesaikan tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu patutlah
kiranya kami sampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu.
Makassar,
2011
Hj.
Siti Hardiyanti Baharuddin
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Psikologi Kesehatan
dikembangkan untuk memahami pengaruh psikologis terhadap bagaimana
seseorang menjaga dirinya agar tetap sehat, dan mengapa mereka menjadi sakit
dan untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan saat mereka jatuh sakit. Selain
mempelajari hal-hal tersebut di atas, psikologi kesehatan mempromosikan
intervensi untuk membantu orang agar tetap sehat dan juga mengatasi kesakitan
yang dideritanya.
Psikologi kesehatan tidak mendefinisikan sehat
sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai pencapaian yang melibatkan
keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Psikologi kesehatan
mempelajari seleruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup.
Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti
bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana
meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat
mendorong orang lain memperbaiki pola makannya, maupun kesehatan mental remaja.
Bila dilihat dari sudut terminology maka kata psikologi
terdiri dari dua macam kata yakni psyche berarti
jiwa dan logos yang kemudian menjadi logi berarti ilmu. Maka kata psikologi
berarti ilmu pengetahuan tentang jiwa, tidak terbatas pada jiwa manusia saja
akan tetapi termasuk juga jiwa binatang dan sebagainya.
Seperti yang kita lihat, renovasi-renovasi didalam
pendekatan-pendekatan memiliki reaksi yang keras terhadap disiplin psikologi sendiri.
Karena adanya minat terhadap bidang baru ini, suatu displin baru muncul;
Psikologi Kesehatan. Stone (1991) meringkaskan tahun-tahun pertama kemunculan
ini. Psikologi kesehatan ini diakui oleh “American
Psychological Association” tahun
1978. Lima tahun kemudian di tahun 1982, “The
Interamerican Congress of Psychology” di Quito, Ecuador, mencurahkan perhatian
sebagian besar dari program ini untuk memperbaharui nama kegiatan ini dan pada
pertemuan tersebut menekankan suatu “Task Force” pada Psikologi Kesehatan.
Simposium Internasional pertama tentang psikologi kesehatan
diselenggarakan di La Habana, Cuba tahun 1984. Sejak itu telah banyak
ketertarikan dunia luas pada konsep dan penerapan serta pengetahuan dan
kemampuan psikologi untuk masalah-masalah sistem kesehatan.
Sesuai dengan kebanyakan organisasi psikologi kesehatan
(Vinck, 1991), sebagian besar menggunakan defenisi psikologi kesehatan
diusulkan oleh Joseph Matarazzo in 1980. Walaupun defenisi ini diusulkan hampir
10 tahun yang lalu, defenisi ini masih tetap actual dan digunakan didalam
kebanyakan literature (Feuerstein, 1986; Rodin & Salovey, 1989; Sarafino,
1990; Snyder & Forsyth, 1991, Schmidt dkk, 1990; Stone, 1991; Taylor,
1991).
Defenisi
ini mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Psikologi
Kesehatan menyangkut bagian khusus dari bidang ilmiah psikologi yang
memfokuskan pada studi perilaku yang memiliki kaitan dengan kesehatan dan
penerapan dari kesehatan ini.
2. Penekanan
pada peran perilaku yang normal di dalam mempromosikan kesehatan pada level
mikro, meso, dan makro, dan menyembuhkan penyimpangan kesehatan.
3. Banyak
bidang psikologi yang berbeda dapat memberikan sumbangan kepada bidang
psikologi kesehatan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Jelaskan
tentang Pendekatan Psikosomatik dalam Psikologi Kesehatan ?
2. Apa hubungan
antara pikiran, perilaku dan penyakit ?
3. Apa
hubungan antara Kepribadian, Perilaku dan Kesehatan ?
4. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan Intervensi dan Pencegahan dalam Perspektif psikologi
kesehatan ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENDEKATAN
PSIKOSOMATIK DALAM PSIKOLOGI KESEHATAN
Hubungan antara pikiran dan perilaku telah dibahas dalam
bidang yang dinamakan psikosomatik, yang dalam ilmu kedokteran merupakan salah
satu subspesialisasi ilmu penyakit dalam. Menurut pendekatan psikosomatik,
gangguan psikologis yang spesifik akan menimbulkan penyakit spesifik pula.
Misalnya, gangguan emosi seperti menekan rasa sedih dan keinginan menangis,
dapat muncul dalam tekanan darah tinggi. Dalam pendekatan behavioral medicine
dan psikologi kesehatan, tidak saja keadaan psikologi spesifik yang
mempengaruhi tubuh dan penyakit, namun semua fungsi psikososial, misalnya
kebiasaan makan yang kurang baik, merokok, dan gaya hidup penuh stress.pengertian psikosomatik sebagai gangguaan
fisik yang disebabkan oleh faktor-faktor kejiwaan dan sosial.
Sumber
itu menyatakan bahwa apabila seseorang mengalami emosi yang menumpuk dan
memuncak maka hal itu dapat menyebabkan terjadinya goncangan dan kekacauan
dalam dirinya. Jika faktor-faktor yang menyebabkan memuncaknya emosi itu secara
berkepanjangan tidak dapat dijauhkan, maka ia dipaksa untuk selalu
berjuang menekan perasaannya.
Perasaaan
tertekan, cemas, kesepian dan kebosanan yang berkepanjangan dapat mempengaruhi
kesehatan fisiknya. Jadi Psikosomatik dapat disebut sebagai penyakit gabungan,
fisik dan mental, yang dalam bahasa Arab disebut nafsajasadiyyah atau
nafsabiolojiyyah.
2.
HUBUNGAN ANTARA
PIKIRAN, PERILAKU DAN PENYAKIT
Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang
untuk merepresentasikan dunia sebagai
model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan,
rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama
diantaranya kognisi,
pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi.
Perilaku adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh
manusia
dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan,
persuasi,
dan/atau genetika.
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh
atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang
dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi
dengan seorang dokter.
Hubungan antara pikiran, perilaku dan penyakit, ada yang
langsung dan tidak langsung. Contoh hubungan langsung ialah pikiran tentang
suatu respons psikofisiologis (memikirkan kejadian traumatic menyebabkan
jantung berdebar, terlalu stress mempengaruhi sistem kekebalan tubuh). Contoh
hubungan tak langsung antara lain kebiasaan dan gaya hidup seseorang.
3.
HUBUNGAN
ANTARA KEPRIBADIAN, PERILAKU DAN KESEHATAN
Selain hubungan langsung dan tak langsung, terdapat pula
kaitan antara faktor-faktor kepribadian dengan penyakit dan perilaku tak sehat.
Kadang kepribadian merupakan akibat dari suatu penyakit. Misalnya, seorang
penderita tekanan darah tinggi menjadi sangat hati-hati dalam memilih makanan
untuk mencegah kambuh. Penyakit bias muncul akibat kepribadian. Misalnya,
seorang yang selalu menunda pekerjaan sehingga akhirnya harus selalu begadang.
Variabel biologi kepribadian, seperti tempramen juga menentukan perilaku dan
dapat secara langsung berdampak pada system faali. Misalnya, tempramen pemarah
mempengaruhi fungsi jantung.
Lazarus (1994) membahas adanya 4 jenis penyakit yang diduga
berkaitan dengan emosi yang menimbulkan keadaan tak senang (distressing) :
emosi marah, iri, cemburu, cemas, bersalah, malu, sedih dan berharap.
Penyakit-penyakit itu adalah psikosomatik, infeksi, jantung kroner dan kanker.
Friedman dan Roseman telah melakukan penelitian terhadap
penderitaan penyakit jantung koroner, dan menemukan bahwa tipe kepribadian A
merupakan predisposisi terhadap penyakit jantung koroner (coronary heart
disease/CHD). Ciri-ciri orang dengan kepribadian tipe A ialah : selalu
terburu-buru, ingin melakuakan sebanyak-banyaknya dalam waktu
sesingkat-singkatnya (time urgency), rasa permusuhan (hostility), dan keinginan
bersaing (competitiveness). Penelitian kemudian menunjukkan bahwa CHD lebih
banyak berhubungan dengan stess kerja, dan kurang mampunya seorang dalam
mengolah kemarahan. Emosi yang tidak menyenangkan tersebut dapat menimbulkan
penyesuaian maladaptive (seperti merokok, makan banyak dll) dan memacu produksi
hormon-hormon yang mempunyai daya kuat, dan dapat meningkatkan penyebab primer
dari penyumbatan arteri (meningkatkan low density blood cholesterol).
Selanjtnya emosi ini dapat mengakibatkan produksi hormon yang menurunkan jumlah
sel daya tahan tubuh (limfosit). Ini yang memungkinkan terjadinya penyakit
infeksi. Walaupun begitu, belum ada jawaban yang pasti tentang fungsi tubuh
mana (hormon, sistem imun, dll) yang dipengaruhi oleh emosi (Lazarus &
Lazarus, 1994).
4.
INTERVENSI
DAN PENCEGAHAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI KESEHATAN
Dalam bagian intervensi, untuk keperluan pencegahan dan
promosi kesehatan perlu dilakukan teknik-teknik yang kebanyakan berasal dari
pendekatan belajar. Teknik-teknik ini antara lain : kondisioning responden,
extinction, relaksasi, kondisioning operan, biofeedback, strategi kognitif,
metode pengelolaan diri (self-management). Pemberian dukungan sosial juga
sangat penting untuk mempertahankan dan mempromosikan kesehatan.
Upaya mengurangi perilaku yang mengandung risiko menimbulkan
penyakit dan upaya mengikuti dan mempertahankan perawatan dan pengobatan agar
penyakit tidak kambuh atau menjadi makin parah, merupakan tujuan dari kegiatan
pencegahan. Diantaranya adalah makan makanan sehat, latihan fisik dan
mengurangi stress. Yang dimaksud dengan makanan sehat ialah keseimbangan dalam
gizi (4 sehat 5 sempurna), mengurangi makanan yang mengandung MSG, atau makanan
yang mengandung pengawet, membatasi konsumsi lemak dll. Latihan fisik ialah
olahraga secara teratur untuk menghindari kegemukan, osteoporosis pada wanita
pascamenopause, dan mempertahankan kebugaran pada umumnya.
Hidup dengan mengatur jumlah stress yang terjadi, juga perlu
diperhatikan. Rekreasi, liburan, bergembira adalah hal-hal yang diperlukan bagi
orang-orang yang selalu bekerja keras. Kegiatan-kegiatan diatas dapat menjaga
kesehatan fisik dan mental.
Pencegahan juga dilakukan dengan cara pemeriksaan, yang
kadang menyakitkan. Misalnya, pemeriksaan kemungkinan penyakit kanker payudara,
endoskopi (memasukkan alat dalam sistem pencernaan untuk melihat ada tidaknya
luka dalam sistem pencernaan). Mempersiapkan pasien untuk kooperatif terhadap
proses di atas juga merupakan salah satu kegiatan preventif psikologi
kesehatan. Demikian juga mempersiapkan penderita untuk menuruti nasihat dokter.
Upaya untuk membina hubungan dokter-pasien seperti ini merupakan prevensi
tersier dalam psikologi kesehatan.
Tujuan memperoleh kesehatan yang baik (good health)
dikemukakan dalam bagan berikut ini melalui tingkat kesehatan yang tinggi (high
level of wellness) yang dicapai melalui pendidikan, pertumbuhan dan aktualisasi
diri. Bila hal tersebut dilalaikan akan timbul keluhan-keluhan, ketidakmampuan,
bahkan kematian premature.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
1. Menurut
pendekatan psikosomatik, gangguan psikologis yang spesifik akan menimbulkan
penyakit spesifik pula. Misalnya, gangguan emosi seperti menekan rasa sedih dan
keinginan menangis, dapat muncul dalam tekanan darah tinggi. Dalam pendekatan
behavioral medicine dan psikologi kesehatan, tidak saja keadaan psikologi
spesifik yang mempengaruhi tubuh dan penyakit, namun semua fungsi psikososial,
misalnya kebiasaan makan yang kurang baik, merokok, dan gaya hidup penuh
stress.pengertian psikosomatik
sebagai gangguaan fisik yang disebabkan oleh faktor-faktor kejiwaan dan
sosial.
2. Hubungan
antara pikiran, perilaku dan penyakit, ada yang langsung dan tidak langsung.
Contoh hubungan langsung ialah pikiran tentang suatu respons psikofisiologis
(memikirkan kejadian traumatic menyebabkan jantung berdebar, terlalu stress
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh). Contoh hubungan tak langsung antara lain
kebiasaan dan gaya hidup seseorang.
3. Kaitan
antara faktor-faktor kepribadian dengan penyakit dan perilaku tak sehat. Kadang
kepribadian merupakan akibat dari suatu penyakit. Misalnya, seorang penderita
tekanan darah tinggi menjadi sangat hati-hati dalam memilih makanan untuk
mencegah kambuh. Penyakit bias muncul akibat kepribadian. Misalnya, seorang
yang selalu menunda pekerjaan sehingga akhirnya harus selalu begadang. Variabel
biologi kepribadian, seperti tempramen juga menentukan perilaku dan dapat
secara langsung berdampak pada system faali. Misalnya, tempramen pemarah
mempengaruhi fungsi jantung.
4. Dalam
bagian intervensi, untuk keperluan pencegahan dan promosi kesehatan perlu
dilakukan teknik-teknik yang kebanyakan berasal dari pendekatan belajar.
Teknik-teknik ini antara lain : kondisioning responden, extinction, relaksasi,
kondisioning operan, biofeedback, strategi kognitif, metode pengelolaan diri
(self-management). Pemberian dukungan sosial juga sangat penting untuk
mempertahankan dan mempromosikan kesehatan.
B.
SARAN
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi pembaca pada
umumnya. Dan penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Luk Lukaningsih, Zuyina dan Siti Bandiyah, 2011, Psikologi Kesehatan, Nuha Medika :
Yogyakarta
Marhayati M.Si, Nelly, 2008, Kesehatan Mental Remaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar